Tradisi Cari Jodoh Paling Unik Di Indonesia

5:24 PM
Tradisi Cari Jodoh Paling Unik Di Indonesia | Paling Aneh Unik - Di dunia modern ini, ada banyak cara unik untuk mencari jodoh. Ada yang suka lewat agen jodoh, internet atau harus gesekan kecil dulu ala pasangan-pasangan di FTV. Mungkin cara cara kurang menarik, karena tradisi semacam itu sudah sangat populer dikalangan masyarakat indonesia. Tapi berbeda dengan cara mencari jodoh ala etika indonesia yang akan saya posting kali ini.  Dalam masyarakat tradisional, urusan mencari jodoh banyak diatur atau dilakukan lewat ritual atau peristiwa unik. Berikut ialah 5 tradisi cari jodoh unik di indonesia :

1. Tradisi Geredoan Asal Banyuwangi

Tradisi Cari Jodoh Paling Unik Di IndonesiaGeredoan, merupakan salah satu tradisi paling unik yang disukai masyarakat banyuwangi. Geredoan, menurut Budayawan Banyuwangi, Hasnan Singodimayan merupakan tradisi masyarakat Using untuk mencari jodoh terutama di wilayah Kecamatan Kabat dan Kecamatan Rogojampi .  "Gredo ini artinya menggoda. Ini berlaku buat mereka yang gadis, perjaka, duda atau janda. Diadakan bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi Muham
mad SAW. Biasanya sih pada malam hari sebelum paginya selamatan di masjid," jelasnya.

Geredoan ini punya cara unik untuk mencari jodoh atau menerima cinta sejati, ritual ini diikuti oleh para single, bahkan para duda dan janda pun ikut berpartisipasi dalam memeriahkan program unik ini. 
Para wanita bersama keluarganya menyiapkan kudapan manis berair dan tumpeng dalam sebuah bangunan bambu. Para pria ada di luar bangunan itu sambil sesekali mengintip para perempuan lewat celah bangunan bambu. Nanti kalau ada yang menarik hati, pria ini akan memasukkan semacam batang lidi ke dalam celah bangunan.

Mereka juga mampu saling bicara meski terpisah sekat bangunan. Nanti di malam hari bila mulai mengalami ketertarikan, pria akan memasukkan batang lidi dalam celah bambu. Kalau ditolak, nanti batang lidinya dipatahkan. Kalau diterima, lidi itu akan dibentuk menyerupai daun waru.

2. Tradisi Kawin Colong

Tradisi Cari Jodoh Paling Unik Di IndonesiaCara unik yang kedua yaitu kawin colong, dilihat dari namanya saja sudah unik, bagaimana cara kerjanya ?. Tradisin ini juga berasal dari banyuwangi dan suku yang sama pula, yaitu suku Using. Cara ini mungkin agak sedikit berbeda dengan yang pertama Bedanya, dalam tradisi ini bukan mencari jodoh, namun menerima jodoh yang diinginkan. Tradisi ini juga ada di Banyuwangi. Ini merupakan salah satu cara untuk memperjuangkan cinta yang tak mendapat restu dari orang tua. Sesuai namanya, cara unik ini digunakan untuk nyolong a
tau mencuri gadis yang disukai lebih dulu.

Suku Osing dan ada juga yang menyebutnya suku Using merupakan penduduk tulen masyarakat Banyuwangi yang juga merupakan penduduk dominan di sejumlah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Suku Osing memiliki banyak sekali tradisi yang cukup unik menyerupai mepe kasur, tumpeng sewu, geredoan, kebo-keboan, dan lain sebagainya.  Salah satu radisi lainnya yang dianggap menarik dan unik ialah kawin colongan. Apa itu kawin colongan ? Merupakan sebuah tradisi menculik seorang gadis dari rumah si orang tuanya untuk dinikahi. Tradisi ini memanglah sangat unik, alasannya saat hal semacam ini dianggap sebagai perbuatan kriminal oleh sebagian besar masyarakat, namun ternyata  justru menjadi bab sebuah tradisi turun temurun dari masyarakat Banyuwangi yang masih dipertahankan. Masyarakat Banyuwangi juga sama sekali tidak menganggap kawin colongan sebagai sebuah tindak kriminal, tapi mereka menganggapnya sebagai satu simbol keberanian dan kejantanan bagi seorang pria dalam menghadapi perseteruan antara pihak laki-laki dengan pihak perempuan. 


3. Tradisi Tarian Emaida Yibu Suku Mee Dipapua

Untuk melaksanakan emaida Yibu, banyak orang datang memeriakan tarian terutama masyarakat di sekitar ema dan khususnya kaum muda-mudi. Tarian etika emaida yibu ini merupakan momentum yang sempurna bagi kaum muda-mudi untuk mencari dan menerima jodoh. 
Tradisi Cari Jodoh Paling Unik Di Indonesia

Bukan hanya masyarakat disekitarnya saja yang melaksanakan  tarian emaida yibu, tetapi juga masyarakat dari kampung atau wilayah lain juga datang untuk melaksanakan emaida yibu. Namun, sebelum dua hari mereka memberitahu kepada Yuwoupuwe bahwa kami dari kampung A dibawa pimpinan B akan datang melaksanakan emaida yibu. Hal ini perlu dilakukan biar Yuwoupuwe menyiapkan makanan dan rokok serta berbagi informasi terkait kedatangan mereka di kalangan masyarakat sekitar ema tersebut.

Sesuai dengan pemberitahuan dua hari kemudian datang melaksanakan tarian emaida yibu, dan dimulai sekitar pukul 18:30 sampai pagi, namun, sebelum masuk untuk melaksanakan emaida yibu, melaksanakan tarian waita di halaman ema tersebut. Dalam proses berlangsungnya tarian emaida yibu, tidak ada hal lain dipikirkan oleh tuah muda, pria dan wanita selain senang menikmati tarian sambil mencari jodoh bagi kaum muda/mudi.

Usai melaksanakan tarian emaida yibu atau pagi, memberikan ucapan terimakasih kepada yuwoupuwe khususnya dan masyarakat disekitar ema pada umumnya. 


4. Bibit, Bebet, Bobot, Ala Orang Jawa

Sobat pasti udah kenal dengan istilah jawa tersebut. BIBIT, BEBET, BOBOT, merupakan ketiga istilah yang digunakan orang bau tanah (terutama jawa) sebagai kriteria dalam memilih pasangan hidup.

BIBIT artinya, berasal dari keluarga menyerupai apa calon pasangan kita. Apakah dari keluarga baik-baik atau bukan.

BEBET artinya, kesiapan seseorang dalam memberi nafkah keluarga. Bebet dititkberatkan pada aspek ekonomi alias harta. Atau, dititikberatkan pula pada kepribadiannya. 

BOBOT artinya, kualitas seseorang dalam arti yang luas. Biasanya meliputi aspek pendidikan, budpekerti dan agama. Tapi biasanya orang bau tanah sekarang lebih melihat strata pendidikannya,


5. Tradisi Omed Omedan Ciuman Masal Bali

Bagi kebanyakan orang, ciuman di depan umum merupakan hal yang tabu, apalagi kalau ditonton ratusan bahkan ribuan orang. Namun tidak bagi perjaka dan pemudi di Pulau Dewata, Bali, terutama paska Hari Raya Nyepi. Mereka berciuman untuk melestarikan sebuah tradisi leluhur.

Bali menyebutnya tradisi Omed-omedan yang berarti tarik-menarik. Sebuah tradisi ciuman massal antara perjaka dan pemudi yang sudah ada semenjak kala ke-17. Tradisi ciuman massal ini biasanya diselenggarakan di Desa Sesetan, Denpasar Selatan, Bali.
Tradisi ciuman massal ini hanya dikhususkan bagi para perjaka dan pemudi yang belum menikah. Dilakukan dengan cara berciuman antara perjaka dan pemudi. Mereka dipisahkan dalam dua kelompok, laki-laki dan perempuan yang berbaris satu bujur ke belakang dengan posisi berhadap-hadapan.

Mereka yang akan melaksanakan ritual omed-omedan berada paling depan dengan posisi digendong. Kemudian mereka saling mendekat. Begitu saling terjangkau, mereka  segera berciuman. Ciuman akan berhenti setelah tetua etika membunyikan peluit ataupun menyiramkan air.

Sebelum melaksanakan atraksi ciuman massal, mereka yang hadir baik peserta, tetua etika sampai yang menonton akan melaksanakan ritual berdoa.

Related Posts

Previous
Next Post »

0 comments